Detail Artikel

Article Detail

:) Waspadailah Preeklamsia di masa Kehamilan

Pre-eklampsia merupakan sebuah komplikasi pada kehamilan yang ditandai dengan tekanan darah tinggi (hipertensi) dan tanda-tanda kerusakan organ. Misalnya kerusakan ginjal yang ditunjukkan oleh tingginya kadar protein dalam urin (proteinuria).

Preeklamsia juga sering dikenal dengan nama toksemia atau hipertensi yang diinduksi kehamilan.

Kapan kondisi preeklamsia ini dapat dideteksi?
Gejala preeklamsia biasanya muncul saat usia kehamilan memasuki minggu ke-20 atau lebih (paling umum usia kehamilan 24-26 minggu), sampai tak lama setelah bayi lahir. Preeklamsia yang tidak disadari oleh sang ibu hamil bisa berkembang menjadi eklamsia, kondisi medis serius yang mengancam keselamatan ibu hamil dan janinnya

Apa saja gejala Preeklampsia?
Selain hipertensi atau tekanan darah ibu hamil yang terus meningkat, tanda klinis dan gejala lainnya dari preeklamsia adalah:
•Pembengkakan pada telapak kaki, pergelangan kaki, wajah, dan tangan.
•Menurunnya jumlah trombosit dalam darah (trombositopenia).
•Sesak napas akibat cairan di paru-paru.
•Sakit kepala parah.
•Berkurangnya volume urine.
•Gangguan penglihatan, misalnya pandangan hilang secara sementara, menjadi kabur, atau sensitif terhadap cahaya.
•Mual dan muntah.
•Rasa nyeri pada perut bagian atas (biasanya di bawah tulang rusuk sebelah kanan).
•Meningkatnya kandungan protein pada urine (proteinuria).
•Gangguan fungsi hati.

Laju pertumbuhan janin yang melambat juga bisa menandakan sang ibu menderita preeklamsia. Kondisi ini disebabkan oleh berkurangnya pasokan darah ke plasenta, sehingga janin mengalami kekurangan pasokan oksigen dan nutrisi.

Agar preeklamsia bisa segera terdiagnosis dan ditangani, lakukanlah konsultasi rutin dengan dokter kandungan setiap bulan. Jangan ragu untuk lebih sering melakukan konsultasi dengan dokter kandungan jika merasakan gejala-gejala yang tidak wajar selama masa kehamilan.

Diagnosis Preeklamsia
Dokter dapat mendeteksi sejak dini ada atau tidaknya gejala yang dicurigai sebagai tanda preeklamsia atau eklamsia, dengan pemeriksaan berikut ini:
•Pemeriksaan tekanan darah.
•Tes darah.
•Pemeriksaan urine.
•Perkembangan janin dalam kandungan.
Jika dokter mencurigai adanya preeklamsia dari hasil pemeriksaan tekanan darah, maka pasien biasanya akan diminta untuk menjalani beberapa pemeriksaan, seperti:
•Ultrasonografi (USG).
•Pemeriksaan darah.
•Analisis urine.
•Nonstress test atau NST.

Meski tidak ada cara pasti untuk mencegah preeklamsia, namun ada beberapa faktor yang berkontribusi dalam mengontrol tekanan darah tinggi dalam kehamilan. Beberapa hal yang bisa Anda lakukan dalam hal ini, yaitu:

•Memperbanyak konsumsi air putih, dengan minum 8-10 gelas air sehari.
•Istirahat yang cukup.
•Berolahraga secara teratur
•Menghindari konsumsi minuman beralkohol dan kafein.
•Mengurangi garam tambahan dalam makanan.
•Menghindari konsumsi makanan yang digoreng.
Pre-eklampsia merupakan sebuah komplikasi pada kehamilan yang ditandai dengan tekanan darah tinggi (hipertensi) dan tanda-tanda kerusakan organ.
Misalnya kerusakan ginjal yang ditunjukkan oleh tingginya kadar protein dalam urin (proteinuria). Preeklamsia juga sering dikenal dengan nama toksemia atau hipertensi yang diinduksi kehamilan.

Kapan kondisi preeklamsia ini dapat dideteksi?
Gejala preeklamsia biasanya muncul saat usia kehamilan memasuki minggu ke-20 atau lebih (paling umum usia kehamilan 24-26 minggu), sampai tak lama setelah bayi lahir. Preeklamsia yang tidak disadari oleh sang ibu hamil bisa berkembang menjadi eklamsia, kondisi medis serius yang mengancam keselamatan ibu hamil dan janinnya

Apa saja gejala Preeklampsia?
Selain hipertensi atau tekanan darah ibu hamil yang terus meningkat, tanda klinis dan gejala lainnya dari preeklamsia adalah:
•Pembengkakan pada telapak kaki, pergelangan kaki, wajah, dan tangan.
•Menurunnya jumlah trombosit dalam darah (trombositopenia).
•Sesak napas akibat cairan di paru-paru.
•Sakit kepala parah.
•Berkurangnya volume urine.
•Gangguan penglihatan, misalnya pandangan hilang secara sementara, menjadi kabur, atau sensitif terhadap cahaya.
•Mual dan muntah.
•Rasa nyeri pada perut bagian atas (biasanya di bawah tulang rusuk sebelah kanan).
•Meningkatnya kandungan protein pada urine (proteinuria).
•Gangguan fungsi hati.

Laju pertumbuhan janin yang melambat juga bisa menandakan sang ibu menderita preeklamsia. Kondisi ini disebabkan oleh berkurangnya pasokan darah ke plasenta, sehingga janin mengalami kekurangan pasokan oksigen dan nutrisi.

Agar preeklamsia bisa segera terdiagnosis dan ditangani, lakukanlah konsultasi rutin dengan dokter kandungan setiap bulan. Jangan ragu untuk lebih sering melakukan konsultasi dengan dokter kandungan jika merasakan gejala-gejala yang tidak wajar selama masa kehamilan.

Diagnosis Preeklamsia
Dokter dapat mendeteksi sejak dini ada atau tidaknya gejala yang dicurigai sebagai tanda preeklamsia atau eklamsia, dengan pemeriksaan berikut ini:
•Pemeriksaan tekanan darah.
•Tes darah.
•Pemeriksaan urine.
•Perkembangan janin dalam kandungan.
Jika dokter mencurigai adanya preeklamsia dari hasil pemeriksaan tekanan darah, maka pasien biasanya akan diminta untuk menjalani beberapa pemeriksaan, seperti:
•Ultrasonografi (USG).
•Pemeriksaan darah.
•Analisis urine.
•Nonstress test atau NST.

Meski tidak ada cara pasti untuk mencegah preeklamsia, namun ada beberapa faktor yang berkontribusi dalam mengontrol tekanan darah tinggi dalam kehamilan. Beberapa hal yang bisa Anda lakukan dalam hal ini, yaitu:
•Memperbanyak konsumsi air putih, dengan minum 8-10 gelas air sehari.
•Istirahat yang cukup.
•Berolahraga secara teratur
•Menghindari konsumsi minuman beralkohol dan kafein.
•Mengurangi garam tambahan dalam makanan.
•Menghindari konsumsi makanan yang digoreng.

Kemungkinan dokter juga akan memberikan obat untuk dikonsumsi rutin. Namun perlu diingat, jangan mengonsumsi obat sembarangan, tanpa konsultasi dengan dokter.

Sayangi dan jaga kehamilan dengan menjalani pola hidup sehat. Yang tidak kalah penting adalah melakukan pemeriksaan kandungan secara teratur untuk mencegah kondisi yang berbahaya.

Kemungkinan dokter juga akan memberikan obat untuk dikonsumsi rutin. Namun perlu diingat, jangan mengonsumsi obat sembarangan, tanpa konsultasi dengan dokter.

Sayangi dan jaga kehamilan dengan menjalani pola hidup sehat. Yang tidak kalah penting adalah melakukan pemeriksaan kandungan secara teratur untuk mencegah kondisi yang berbahaya.

Mari Konsultasikan ke dokter Spesialis Kandungan dan Spesialis Penyakit Dalam di Rsia Andini :

Untuk appointment bisa hubungi Customer Care kami di 0761-33612 / 085274005400